Tips & trik

Tips Aman dari Aplikasi Pencuri Data

Isu pencurian data di dunia digital memang semakin marak. Ditambah baru-baru ini terjadi maraknya aplikasi yang menjadi kedok malware yang bisa mengambil data-data dari pengguna.

Nah, bagaimana kiat-kiat untuk menjaga dan mengamankan data pribadi kita? Berikut adalah langkahnya :

1. Pengelolaan Sandi

Pertama untuk mengamankan data Anda adalah dengan mengatur kata sandi yang sulit di tebak orang lain. Gunakan percampuran huruf, angka dan simbol simbol agar tidak mudah di tebak oleh orang lain.

Kata sandi terkuat adalah rangkaian karakter acak, serangkaian huruf, angka, dan simbol tanpa urutan tertentu cenderung tidak ditemukan dalam kamus dan lebih sulit bagi komputer untuk melakukan crack dengan brute force. Kelemahannya adalah bahwa kata sandi yang kompleks ini jauh lebih sulit untuk diingat.

Di sinilah aplikasi pengelola kata sandi berguna. Pengelola kata sandi menyimpan semua kata sandi pengguna dalam satu aplikasi yang dienkripsi dan dilindungi kata sandi. Mereka juga menghasilkan dan mengingat kata sandi yang kuat.

2. Gunakan VPN di Wi-Fi publik

Menggunakan Virtual Privasi Network, terutama ketika menggunakan Wi-Fi publik. VPN dapat menjaga agar data pribadi tidak diintip oleh orang lain yang bersembunyi di jaringan publik yang sama.

Penjahat siber juga dapat menutupi transmisi data pengguna, menghindari penyaringan dan penyensoran di internet dan memungkinkan pengguna untuk mengakses berbagai konten yang lebih luas di seluruh dunia. 

3. Berhati-hatilah dengan izin aplikasi

Periksalah izin aplikasi dua kali sebelum mengizinkan. “Jika Anda memberikan izin aplikasi untuk mengakses daftar kontak, data GPS, gambar, atau apa pun, Anda harus menganggap menggunakan data itu,” ujar ahli privasi digital di BestVPN.com Ray Walsh. “Dan selalu periksa semua izin selama instalasi dan cabut sebanyak mungkin izin dalam pengaturan perangkat.”

Selain memperhatikan izin suatu aplikasi, penting juga untuk memantau perilaku ponsel setelah pengguna mengunduhnya. Shlomie Liberow, manajer program teknis dan guru keamanan di HackerOne mengatakan bahwa perubahan drastis dalam masa pakai baterai perangkat merupakan tanda bahaya lain

4. Teliti melihat Aplikasi atau Perusahaan>

Telitilah suatu aplikasi sebelum mendownload untuk handphone Anda. Pencarian Google yang cepat dapat membantu pengguna lebih memahami apakah suatu aplikasi aman. Para ahli menyarankan untuk mencari nama aplikasi dan frasa “skandal data” atau “scam.”

5. Batasi paparasi Media Sosial

Kiat ini mungkin adalah yang paling sulit, karena mustahil di jaman yang serba modern seperti ini penggunaan media sosial dibatasi. Skandal data Cambridge Analytica Facebook menempatkan jaringan sosial menjadi tidak aman.

Semakin banyak informasi yang pengguna bagikan, semakin banyak data yang tersedia untuk membuat iklan untuk pengguna. Isinya hanya jumlah minimum dari informasi yang diperlukan dan jangan rela data tambahan hanya untuk membuat profil pengguna lebih lengkap.

Dan jangan lupa bahwa semakin banyak informasi yang pengguna berikan di profil, semakin banyak informasi yang berisiko jika terjadi pelanggaran data.

6. Perbaharui Perangkat Lunak

Luangkan waktu untuk update OS, ini penting. Lakukan secara berkala jika ada pembaharuan OS. Pembaruan OS dapat menjaga perangkat dan data pengguna lebih aman dengan membantu selangkah lebih maju dari peretas dan eksploitasi terbaru yang mereka sebarkan di internet dan web gelap.

7. Unduh Aplikasi dari Google Play Store dan Apps Store

Tidak semua aplikasi di App Store atau Google Play Store, 100 persen dapat dipercaya, tapi para ahli masih mengatakan pengguna hanya harus mengunduh aplikasi dari tempat-tempat itu.

Mengunduh aplikasi dari sumber yang kurang bereputasi, meningkatkan risiko terhadap perangkat dan data pribadi pengguna. Aplikasi yang diunduh dari situs web tidak resmi atau tidak aman rentan terhadap virus ransomware, malware, spyware, dan trojan.

Pembatasan pengembang Google Play Store lebih longgar dari App Store, menurut Baker, itu yang mengarah pada kemungkinan lebih tinggi dari spam atau kode berbahaya dalam suatu aplikasi.

Sumber : TEMPO.CO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *