Informasi

Mengenal Lebih Jauh Teknologi Jaringan Seluler 1G hingga 5G

Beberapa waktu lalu Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny Plate memastikan bahwa operator seluler Telkomsel saat ini tengah melakukan Uji Layak Operasi (ULO) jaringan 5G.

Namun sebelum membahas mengenai 5G, mari kita mengenal lebih jauh perjalanan teknologi jaringan seluler dari 1G, 2G, 3G, 4G sampai 5G. Berbicara mengenaik teknologi jaringan, kamu tau ga sih kepanjangan dari G itu apa?

Yups, huruf G mempunyai arti “Generation” atau Generasi. Masing-masing generasi mempunyai standar jaringan tertentu yang disesuaikan dengan standar jaringan telepon dan sistem telepon seluler pada saat itu. Nah berikut penjelasan dari masing-masing teknologi jaringan, yang dikutip dari Telkomsel :

1G

Generasi pertama pada teknologi telepon seluler. Pertama kali diluncurkan oleh Nippon Telegraph dan Telephone pada 1979 silam.

Secara teknis, 1G beroperasi dengan menggunakan sistem analog yang umumnya dikenal dengan AMPS (Advanced Mobile Phone Service), di mana hanya memiliki kecepatan maksimum 2,4 Kbps. 1G hanya dapat dipakai untuk melakukan panggilan telepon, itu pun dengan kualitas yang buruk, boros baterai, dan tidak terenkripsi. Sehingga, percakapan pun dapat disadap dengan menggunakan pemindai radio.

Di Indonesia, teknologi 1G pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984. Kala itu, PT Telkom bersama dengan PT Rajasa Hazanah perkasa menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan menggunakan teknologi NMT (Nordic Mobile Telephone) dengan menggunakan frekuensi 450 MHz.

2G

Teknologi jaringan seluler generasi kedua ini bisa dibilang menjadi awal kelahiran teknologi digital. Bila pada 1G menggunakan jaringan analog, maka di 2G sudah menggunakan jaringan digital. 2G pertama kali diluncurkan secara komersial di Finlandia oleh Radiolinja pada 1991 dengan mengimplementasikan teknologi GSM (Global System for Mobile Communications) berbasis teknologi TDMA (Time Division Multiple Access).

Kehadiran 2G pada saat itu menyuguhkan pengalaman baru dalam berkomunikasi. Apabila 1G hanya dapat melakukan panggilan telepon, maka di 2G terdapat beberapa fitur baru, antara lain bertukar pesan teks (SMS), pesan bergambar (MMS), dan suara panggilan yang lebih jernih. Bahkan, dalam perkembangannya 2G pun kemudian berevolusi menjadi 2,5G dengan GPRS (General Packet Radio Service) dan 2,75G dengan EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution), di mana kecepatan maksimal mencapai 473 Kbps.

Teknologi 2G pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1993 dengan ditandainya proyek percontohan seluler digital dengan standar GSM oleh Telkomsel (kala itu bernama Telkomsel GSM) di Pulau Batam. Baru setelah itu PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) menjadi operator GSM pertama yang menggunakan kartu SIM di tahun 1994, disusul oleh Telkomsel pada 1995, dan PT Excelcomindo Pratama di tahun 1996.

3G

Teknologi penerus 2G ini pertama kali diluncurkan pada 2001 oleh operator asal Jepang NTT DoCoMo. 3G hadir sebagai sebuah solusi akan kebutuhan internet yang meningkat pada masa itu dengan menggunakan standar UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). Teknologi ini sanggup menghantarkan kecepatan data yang lebih cepat dari generasi sebelumnya dengan kecepatan mencapai 2 Mbps.

Dengan hadirnya 3G, masyarakat di seluruh dunia sudah dapat menikmati berbagai macam layanan internet, seperti browsing, pengiriman email, streaming video dan musik, berbagi data, hingga teleconference. Era 3G juga menjadi era kelahiran smartphone dengan dua nama besar pada saat itu, yakni Blackberry dan Apple.

Kelahiran 3G di Indonesia pertama kali ada di tahun 2005 saat Telkomsel berhasil melakukan uji coba 3G yang berbasis teknologi W-CDMA (Wideband-code Division Multiple Access) di Jakarta yang kemudian dilanjutkan di beberapa wilayah, seperti Surabaya dan Batam. Setelah uji coba sukses dilakukan, pada 2006 Telkomsel menjadi operator pertama yang menggelar jaringan 3G secara komersial.

4G

Kebutuhan akan layanan internet dengan menggunakan teknologi jaringan 3G dinilai tidak cukup. Maka dari itu, guna membuat penggunaan layanan internet semakin nyaman, lahirlah teknologi 4G. Teknologi ini pertama kali diluncurkan secara komersial di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia pada 2009 yang menggunakan standar LTE (Long Term Evolution) berbasis teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).

Era 4G bisa dibilang sebagai lahirnya industri konten kreatif. Dengan kecepatan LTE hingga 100 Mbps pada awal peluncuran dan berevolusi menjadi LTE-Advanced yang dapat mendapat kecepatan 1 Gbps, 4G menawarkan kemampuan untuk streaming video dengan kualitas HD, game online tanpa lag, dan waktu upload dan download yang lebih singkat. Tak hanya itu, 4G pun membuat proses komunikasi jadi lebih lancar dengan video conference, serta memunculkan lebih banyak startup digital.

Teknologi 4G LTE pertama kali diuji coba di Indonesia oleh Telkomsel pada 2013 bertempat di Pulau Bali. Baru kemudian diluncurkan secara komersial pada akhir 2014 dan menjadikan Telkomsel sebagai operator seluler pertama yang mengoperasikan jaringan mobile 4G LTE di Indonesia. Hingga kini layanan 4G Telkomsel sudah melayani puluhan juta pengguna. Telkomsel terus berusaha memberikan jaringan 4G terbaik merata untuk seluruh pelanggan dengan coverage penetration 95%.

5G

5G lahir sebagai sebuah jawaban atas kebutuhan koneksi ke tahap yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, sejumlah perusahaan dengan ekosistem mobile saat ini berkontribusi dan berupaya agar 5G dapat dinikmati oleh masyarakat di dunia. 5G saat ini sudah diluncurkan secara komersial di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China, Turki, dan beberapa negara di Eropa.

Sebagaimana halnya teknologi jaringan penerus, sudah pasti 5G memiliki kemampuan yang lebih canggih dari 4G, antara lain secara teori dapat mencapai data rate hingga 20 kali lebih cepat (20 Gbps), latency 10 kali lebih rendah (1ms), dan jumlah connection density 10 kali lebih banyak dari 4G (1 juta devices/km2), sehingga penggunaannya tidak hanya untuk pemenuhan layanan mobile broadband untuk konsumen, namun juga untuk Industry 4.0.

Adapun beberapa contoh use cases untuk konsumen,seperti enhanced Mobile Broadband, Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan cloud gaming. Kemudian sejumlah contoh use cases untuk industri/B2B, di antaranya AR/VR for industry maintenancesmart surveillancesmart factoryremote controlling machineryremote surgerydrone surveillancesmart seaport, dan masih banyak lagi.