Pria kelahiran Bali ini sukses meniti karir yang gemerlap dan cemerlang hingga kursi tertinggi jabatan (CEO) pada banyak perusahaan. Sebuah goncangan hebat mampir dalam kehidupan Gede Prama menginjak usia 39 tahun.
Berturut-turut dalam kurun waktu tak sampai tiga tahun, ketiga orang yang ia cintai meninggalkan dirinya untuk selamanya. Ayah, ibu, dan ibu mertuanya meninggal bersamaan dengan cobaan berat yang melilitnya di kantor. Saat itu, ia mengaku bahwa semakin keras dan semakin memberontak ia pada keadaan, maka semakin ia tidak berdaya. Lalu, perlahan-lahan ia mulai melepaskan diri dan berserah pada keadaan, dan saat itulah ia mulai memasuki dunia sufi. Buku-buku miliknya yang mayoritas tentang buku bisnis kemudian dialihkan dan berganti menjadi buku filosofi karangan Kahlil Gibran, David Bohn, Krisnamurti, Michel Foucault, Aikido Morihei, dan Jalaludin Rumi. Memutuskan sebagai seorang pelayan dengan ketekunan yang tinggi ternyata bukanlah hal yang sepenuhnya salah. Bahkan, melalui metode spiritual yang ia kembangkan, namanya semakin banyak dikenal oleh masyarakat luas. Ketertarikannya pada dunia pelayanan inilah yang kemudian mengantarkan lulusan Universitas Lancaster, Inggris ini bertemu langsung dengan Dalai Lama, pengajar spiritual dari India dan Lama Zopa Rinpoche, dan YA Thich Nhat Hanh untuk semakin memperdalam ilmu spiritualnya. Kini, tak hanya bekerja sebagai pelayan dan Direktur Dynamics Consulting, Prama juga aktif memberikan seminar-seminar motivasi di sisi kegiatan menulisnya. Puluhan buku motivasinya telah banyak diterbitkan sejak tahun 1997 hingga kini. Dikutip dari : http://miztia-respect.blogspot.co.id/2013/03/biography-gede-prama.html#.Whuyj1RSukp |
