Informasi

Pentingnya Ajari Anak Waspada Jejak Digital Sejak Dini

 Jejak digital merupakan sesuatu yang abadi, tidak bisa dihapus sama sekali. Saat menggunakan media sosial dengan tidak hati-hati dan mengunggah postingan yang dianggap negatif juga bisa berakibat buruk pada masa depan tak terkecuali pada anak

Penting bagi anak untuk mengetahui apa itu jejak digital sejak dini agar nantinya bisa menghindari hal yang tidak diinginkan atau merugikan.

Dikutip dari detikinet, Pendiri Yayasan SEJIWA Diena Haryana mengatakan ia pernah melihat kasus seorang anak yang batal menerima beasiswa ke luar negeri karena setelah dilihat jejak digitalnya anak tersebut pernah melakukan cyberbullying.

“Jejak digital ini cukup penting untuk diketahui anak-anak karena nanti kalau dia mau kerja atau dia mau dapat beasiswa atau mau nikah dengan seseorang, siapa tahu mertuanya mengecek bisa saja terjadi sesuatu,” kata Diena dalam webinar online, Selasa (21/7/2020).

“Agar anak-anak kita aman dan tidak terjadi halangan apapun ke depan ini salah satu yang harus kita ajari ke anak-anak. Yakinkan bahwa jejak digital mereka selalu positif,” sambungnya.

Pendidikan berinternet secara positif juga menjadi perhatian Google yang menggagas program Tangkas Berinternet. Program yang menyasar orang tua, anak dan guru ini memiliki lima prinsip yaitu cerdas, cermat, tangkas, bijak dan berani.

Untuk prinsip cerdas, Google mengajak orang tua agar bisa menjelaskan kepada anak tentang hal-hal dan informasi apa saja yang boleh dibagikan di internet. Karena ada beberapa informasi yang jika dibagikan begitu saja bisa mengancam privasi dan identitas anak.

“Lindungi rahasiamu. Kita mau ajari anak-anak apa itu informasi pribadi, apa informasi yang seharusnya tidak kita share di publik,” kata Trust & Safety Outreach and Education Google Asia Pacific Aldrich Christopher dalam kesempatan yang sama.

Aldrich mencontohkan beberapa hal yang bisa diajarkan orang tua kepada anak. Misalnya dengan selalu berpikir sebelum mengunggah sesuatu ke media sosial, dan selalu pikir bahwa tidak semua orang memiliki asumsi yang sama di media sosial.

Kedua hal ini penting karena tidak hanya bisa menjaga anak untuk lebih berhati-hati saat menggunakan media sosial, tapi juga bisa membantu anak untuk menghormati perasaan dan pilihan privasi orang lain di media sosial.

“Sesuatu informasi seperti musik favorit kita mungkin itu oke buat di-share di publik. Tapi mungkin untuk teman saya, dia nggak oke untuk share informasi itu ke publik. Jadi kita harus hormati pilihan privasi mereka,” pungkasnya.