Informasi

Nusantara 1, Satelit HTS Komunikasi Broadband Pertama di Indonesia

Nusantara 1 adalah Satelit High Throughput Satellite (HTS) komunikasi broadband pertama di Indonesia. Satelit ini memakan biaya setidaknya ongkos pembuatan sekitar US$250 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun.

Satelit ini memiliki berat ketika peluncuran mencapai 4.100 kilogram. Teknologi Next Generation Electric Propulsion yang disematkan pada Nusantara Satu mampu membuat berat satelit menjadi sangat ringan dan menjadikan biaya investasi lebih terjangkau.

“Nusantara 1 dirancang sangat efisien untuk menekan biaya angkut kargo SpaceX satelit ini hanya berbobot empat ton, sementara kapasitas kargo SpaceX adalah tujuh ton. Jadi biaya angkutnya bisa lebih murah,” kata Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso dalam keterangan resmi. 

Satelit ini menggunakan roket Falcon 9 SpaceX untuk mengantarkan ke luar orbit bumi. Indri mengatakan ongkos transportasi Nusantara 1 membutuhkan sekitar US$60 juta atau Rp843 miliar kata Indri Prijatmodjo ( Group Head Space System Group PSN )

Indri mengatakan SpaceX memiliki harga yang kompetitif, Falcon 9 itu memakan US$60 juta dan bisa diandalkan untuk mengantarkan satelit Nusantara 1. SpaceX memiliki teknologi reusable rocket, imbuhnya

Teknologi tersebut membuat perusahaan bisa menghemat manufaktur roket dan berpotensi menurunkan biaya untuk setiap misi peluncuran. Bahkan Indri mengatakan SpaceX menguasai pangsa pasar jasa pengiriman satelit ke luar angkasa.

Pasalnya, teknologi SpaceX ini tentu bisa menghemat manufaktur roket dan berpotensi menurunkan biaya untuk setiap misi peluncuran.

“Kompetitif dan reliable sehingga SpaceX jadi pilihan. Nanti mungkin ke depan ada inovasi yang buat peluncuran lebih murah,” ujar Indri.

Indri juga menilai Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) belum siap untuk membuat roket yang mampu mengantarkan objek ke luar angkasa. Indri mengatakan mimpi Indonesia untuk memiliki roket buatan dalam negeri sepertinya masih jauh.

“Karena Lapan belum mempunyai kemampuan seperti ini. Lapan cuma punya roket kecil untuk 20 kilometer ke 30 kilometer. Jadi Indonesia masih sangat jauh,” kata Indri.

Sumber : CNNIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *