Koneksi apa yang paling andal untuk menjadi tulang punggung internet? Dapat dipastikan jawabannya adalah koneksi kabel, baik serat optik atau kabel tembaga pendukungnya. Jadi bukan koneksi satelit atau koneksi wireless alias nirkabel. Jika terjadi kerusakan pada koneksi kabel, misalnya kabel optik bawah laut putus karena gempa bumi atau terkait jangkar kapal, maka koneksi satelit biasanya digunakan untuk menjadi cadangan sampai kerusakan tersebut diperbaiki. Secara teori, koneksi kabel lebih andal dan cepat dibandingkan koneksi nirkabel. Namun, karena alasan kenyamanan, koneksi nirkabel muncul karena akan sangat merepotkan kalau perangkat pintar yang mobile harus selalu terhubung ke kabel untuk mendapatkan koneksi internet. Atau setiap kali kita ingin mengakses internet ke kafe, harus mencolokkan kabel LAN. Jadi prinsip dasarnya, koneksi nirkabel adalah koneksi pelengkap untuk membagikan bandwidth yang didapatkan dari koneksi kabel. Walaupun dalam kenyataannya di Indonesia, masih banyak pemanfaatan koneksi nirkabel sebagai koneksi utama menggantikan fungsi koneksi kabel karena berbagai alasan. Dari sisi keamanan, secara teknis koneksi nirkabel juga lebih mudah diretas dibandingkan koneksi kabel karena untuk menghubungkan diri ke koneksi kabel harus mengakses perangkat koneksi (router atau switch) secara fisik menggunakan kabel dan akan mudah terlihat secara kasat mata. Sedangkan koneksi nirkabel, karena harus terhubung secara fisik menyebabkan secara teknis lebih mudah diretas, atau setidaknya usaha peretasan lebih sulit terlihat secara kasat mata. Mungkin karena alasan kepraktisan dan kenyamanan ini, menyebabkan nirkabel juga digunakan untuk mengakses dan mengelola papan iklan elektronik atau running text. Jadi dengan hanya bermodalkan komputer dengan koneksi nirkabel administrator papan iklan ini bisa mengubah isi iklan pada papan iklan yang dikelolanya. Dibandingkan dengan metode konvensional seperti mengganti konten iklan dengan USB atau menghubungkan papan iklan dengan jaringan kabel akses Tidak perlu membuka boks belakang papan iklan, tidak perlu manjat-manjat atau izin sana sini sudah bisa mengakses dan mengubah isi papan iklan. Namun sebaliknya, hal ini juga mengandung resiko besar karena jika jaringan nirkabel berhasil diretas. Siapapun yang dalam jangkauan nirkabel (sekitar 20 – 100 meter) akan bisa mengubah isi papan iklan tersebut. Mungkin hal ini yang perlu dipertimbangkan para pengelola papan iklan untuk mengelola dengan baik semua aset papan iklan digitalnya karena kalau sampai berhasil diretas dan digunakan untuk menampilkan konten yang tidak pantas atau melanggar norma, Anda juga yang akan susah nantinya dan berurusan dengan pihak berwajib. Antisipasi 1. Usahakan semaksimal mungkin untuk menjadikan perangkat signage tidak bisa dikelola tanpa usaha khusus. Sebagai contoh, jika perangkat tersebut sifatnya offline dan tidak membutuhkan internet atau cloud management, ada baiknya menyediakan router nirkabel khusus untuk perangkat iklan dan harus dihidupkan secara manual ketika ingin diakses. 2. Jika perangkat signage dikelola melalui cloud dan harus terhubung ke internet, usahakan Anda menggunakan aplikasi yang bersifat tertutup dan tidak didapatkan dengan mudah seperti QNIQ. Jika harus menggunakan aplikasi open source seperti Xibo, pastikan Anda 3. Sediakan tombol atau handle darurat untuk menonaktifkan papan iklan atau memutuskan daya pada bagian tersembunyi namun diketahui oleh petugas yang berjaga sehingga jika terjadi darurat, papan iklan dapat dimatikan dengan cepat dan aman. 4. Jika terpaksa mengaktifkan WiFi, pastikan perangkat router WiFi yang digunakan sudah diamankan dengan baik, tidak menggunakan password default atau password yang mudah ditebak dan tutup celah keamanan pada router yang memungkinkan pengambilalihan router tersebut secara tidak sah. Sumber : detik.com |