Informasi

Indonesia di nilai harus punya Sistem Keamanan Teknologi yang lebih Profesional

Dengan tema Empowering Knowledge and Collaboration for Safer Indonesia, Asosiasi Industri Sistem Keamanan Indonesia (Aiskindo) baru saja mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Indonesia Convention Exhibition. Aiskindo lebih fokus pada mengingatkan industri keamanan teknologi indonesia untuk lebih profesional lagi.

Rakernas ini diikuti oleh seluruh perwakilan daerah aiskindo yang bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan para pelaku industri sistem keamanan.

Menurut Ketua Umum Aiskindo, Stefanus Ronald Juanto, sistem keamanan teknologi di Indonesia memerlukan satu standardisasi pengetahuan yang memadai yang bisa disebut profesional di bidang keamanan.

Karena itu, Rakernas mengangkat tema empowering yaitu bagaimana kita memberdayakan pengetahuan dan kolaborasi atau kerjasama untuk membangun Indonesia yang lebih aman,” ujarnya.

Selama ini dunia keamanan teknologi ini belum ada pendidikan resmi atau khusus seperti jurusan lain misalnya teknik sipil atau arsitektur. Banyak sekali yang berkecimpung di bidang keamanan ini berasal dari berbagai bidang seperti IT, elektronik, dan sebagainya. Ujar Darwin Lestari Tan, Dewan Penasehat Aiskindo.

Untuk itu, dalam Rakernas ini juga digelar satu kegiatan yang khusus disesuaikan dengan tema yaitu training, ujian dan sertifikasi.

Kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta yang mendapat training berbagai bidang, kemudian dilanjutkan ujian. Peserta yang lulus akan mendapat sertifikasi sebagai pembuktian atas keahlian yang dimiliki.

“Ini adalah suatu gerakan dimana kita membangkitkan awareness atau kesadaran bahwa sertifikasi ini penting. Kalau Anda mau pasang CCTV atau alarm, bagaimana pelanggan tahu bahwa Anda memang memiliki kemampuan? Bagaimana saat membongkar plafon rumah atau mengambil listrik, ada kekhawatiran orang apakah kegiatan ini membahayakan atau tidak,” terangnya

Darwin mengungkapkan, ada tiga bidang yang akan disertifikasi yaitu Certified Intruder Alarm Engineer di bidang Security Alarm, dan Certified IT Surveillance Engineer yaitu pemasangan CCTV berbasis IP (Internet Protocol) atau digital CCTV.

Ada juga Certified  Network Control Engineer yaitu bagaimana memasang akses kontrol seperti kunci-kunci elektronik, kontrol dengan kartu, ibu jari, maupun wajah.

Intinya, Aiskindo ingin ada kesadaran agar jangan sampai hanya sembarangan pasang tapi harus bisa dibuktikan. Jadi, perlu standardisasi kompetensi. Sebenarnya negara sudah membuat sertifikasi profesi namun di bidang security ini belum ada.

Pasalnya, di Indonesia masih belum jelas apakah security ini bidang ilmu sendiri atau masuk digolongkan ke bidang lain. Untuk itu, Aiskindo akan meyakinkan kalau keamanan teknologi itu berbeda tidak bisa digolongkan menjadi IT atau elektronik.

Dalam paparan berjudul The Future of Security Industry and Professionalism, Darwin menekankan betapa pentingnya sertifikasi karena ilmu security ini sudah berdiri sendiri.

Ia mencontohkan, di salah satu Universitas di  Australia memiliki jurusan Security Science dengan jenjang S2 sampai S3. Sementara di Indonesia belum ada jurusan formalnya.

Darwin mengingatkan bahwa di era globalisasi, SDM  kita harus bersaing dengan SDM dari negara tetangga,  minimal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yakni dari Singapura atau Thailand.

Sumber : Liputan6

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *