Informasi

Ilmuwan LIPI Jelaskan Kenapa Virus Korona Menular dengan Cepat

Baru-baru ini Virus Corona menjadi Topik Utama di berbagai negara, begitu juga di Indonesia. Peneliti bidang mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra menjelaskan virus korona (coronavirus) memiliki laju mutasi yang sangat cepat dibanding jenis virus lain seperti double stranded DNA (dsDNA) virus sehingga kemunculan kejadian luar biasa dapat berlangsung cepat dan tak terduga. Penyebaran secara global pun dapat terjadi dengan mudah akibat mobilitas manusia yang tinggi.

“Penelitian menunjukkan ketiga jenis coronavirus yang bersifat mematikan terhadap manusia tersebut berasal dari kelelawar yang berperan sebagai perantara alaminya,”paparnya.

Menurut Sugiyono, walaupun memungkinkan namun interaksi langsung antara kelelawar dengan manusia sangatlah jarang. “Tetapi virus tersebut dapat pula menginfeksi hewan lainnya sebagai perantara, dan hewan perantara tersebutlah yang lebih sering berinteraksi langsung dengan manusia,” ujarnya.

Pada kasus SARS hewan perantaranya adalah mamalia kecil seperti kelelawar, musang, dan rakun. Pada kasus MERS, hewan perantaranya adalah unta. “Sedangkan pada kasus terbaru, material genetik dari 2019-nCoV merupakan rekombinasi dari material genetik virus yang berasal dari kelelawar dan ular,” ujarnya.

Menurut Sugiyono, hipotesis tersebut diangkat berdasarkan data terbaru yang dipublikasikan di Journal of Medical Virology. Hipotesis tersebut menjelaskan kode-kode protein atau material genetik 2019-nCoV memiliki kesamaan dengan material genetik yang berasal dari ular. Data tersebut diketahui setelah membandingkannya dengan lebih dari 200 jenis coronavirus dari berbagai hewan.

“Rekombinasi yang dimaksud adalah gabungan antara bagian selubung virus dari coronavirus asal kelelawar yang dikenal dapat menginfeksi manusia dan dari material genetik coronavirus yang berasal dari ular,” jelas Sugiyono. Spesies ular tersebut, lanjutnya, adalah Bungarus multicinctus atau the many-banded krait dan Naja atra atau the Chinese cobra.

Dirinya menerangkan, selubung virus atau viral spike merupakan bagian yang akan menempel atau menginfeksi sel inangnya jika memiliki reseptor yang sesuai.

“Mutasi bagian inilah yang menyebabkan virus korona dari ular tersebut dapat menginvasi sel-sel pada saluran pernapasan manusia”, ungkapnya.

Masih diperlukan penelitian menyeluruh untuk menyimpulkan asal virus 2019-nCoV, yang merupakan bagian dari sub-kelompok kecil betacoronavirus, melalui identifikasi di tempat kerja dan laboratorium lebih lanjut, kata Sugiyono.

“Kendati demikian, para ilmuwan menduga bahwa mamalia adalah kandidat yang paling mungkin, seperti yang telah tervalidasi pada kasus SARS dan MERS sebelumnya,” jelasnya.

Virus Korona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan seperti pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Coronavirus adalah single stranded RNA (ssRNA) virus yang umum ditemukan pada berbagai hewan yang berkeliaran di atas tanah seperti mamalia, burung dan reptil.

Beberapa jenis dikenal dapat menyebabkan infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas maupun bawah pada manusia. Di antaranya adalah Severe Acute Respiratory Syndrome-related Coronavirus (SARS-CoV) yang mengalami kejadian luar biasa di Tiongkok pada tahun 2002.

Juga menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang mengalami kejadian luar biasa di Arab Saudi pada tahun 2012. Dan yang terakhir adalah novel Coronavirus (2019-nCoV) yang laporan gejala awalnya terjadi di Wuhan, Tiongkok pada 31 Desember 2019 lalu.

Sumber: techno.okezone